Gambaran Umum Kitab Bulug al-Maram

 

Penulis Kitab Bulugh al-Maram

      Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar al-Kinani al-Asqalani al-Misri al-Syafi'i. Beliau mempunyai julukan Qadi al-Qudah dan Syaikhul Islam. Beliau dijuluki sebagai Syihabuddin, memiliki kunyah Abu al-Fadl namun beliau lebih dikenal dengan Ibnu Hajar al-Asqalani. Menurut pernyataan muridnya yakni al-Sakhawi, Ibnu Hajar lahir pada 23 Sya'ban 770 H. akan tetapi ada yang mengatakan beliau lahir di tahun 773 H./1372 M. di kairo Mesir. Namun sebenarnya asal keturunan beliau dari Asqalan, Palestina. Ibnu Hajar wafat pada 28 Dzulhijjah 852 H./1449 M. di usia 77 atau 79 tahun. (Rahman & dkk, 2020) 

        Ibnu Hajar menghabiskan waktunya untuk belajar dari para ulama di negerinya, kemudian melakukan rihlah mencari ilmu ke negeri Hijaz, Yaman dan Syam. Ibnu Hajar menimba ilmu dari para ulama yang jumlahnya mencapai tujuh ratus guru yang telah memberikan ijazah kepada Ibnu Hajar, di antaranya: Ibnu al-Mulaqqin, al-Bulqini, al-Iraqi, dan al-Haitsami. (Danarta, 2021) Dengan bekal ilmu yang telah didapat kemudian melahirkan banyak karya-karya khususnya di bidang hadis. Ada yang mengatakan jumlah karya beliau mencapai lebih dari 150 judul kitab. (Kurdian, 2016) Salah satu kitab Ibnu Hajar yang sampai ke tangan kita saat ini adalah kitab Bulugh al-Maram Min Adillati al-Ahkam. 

Gambaran Kitab Bulugh al-Maram 

         Kitab ini dinamai oleh Ibnu Hajar dengan nama lengkapnya “Bulugh al-Maram Min ‘Adillat al-Ahkam. Sebagaimana namanya, kitab ini berisi hadis-hadis ahkam yang disusun berdasarkan tema Fiqh. Kitab Bulugh al-Maram ini sangat populer bukan hanya di kalangan para penuntut ilmu, tetapi juga di kalangan para ulama. (Rahman & dkk, 2022) Kitab ini menjadi tumpuan dan rujukan oleh kebanyakan kaum muslimin khususnya kalangan mazhab Syafi’iyah di seluruh dunia. Hadis-hadis yang termuat dalam kitab ini mencakupi hampir seluruh persoalan agama. Selain itu, hadis-hadis di dalamnya merupakan hadis yang paling sahih yang dikumpulkan oleh Ibnu Hajar dari kitab hadis muktabar terutama Kutub at-Tis’ah. 

           Kitab ini disusun oleh Ibnu Hajar dengan metode tematik (maudhu’i) berdasarkan tema Fiqh. Ibnu Hajar menyusun di dalam kitab ini dengan 16 tema Fiqh yang diawali dengan Kitab al-Taharah atau kitab bersuci. Selanjutnya secara berurutan terdapat Kitab al-Shalat, Kitab al-Janaiz, Kitab al-Zakat, Kitab al-Syiam, Kitab al-Hajj, Kitab al-Buyu’, Kitab al-Nikah, Kitab al-Jinayat, Kitab al-Hudud, Kitab al-Jihad, Kitab al-Ath’imah, Kitab al-Aiman wa al-Nudzur, Kitab al-Qadha’, Kitab al-‘Atiq, dan terakhir adalah Kitab al-Jami’. Dari setiap kitab tersebut, masing-masing memiliki jumlah bab yang berbeda-beda. Ada yang jumlah babnya sangat banyak seperti dalam Kitab al-Buyu’ yang mencapai 22 bab, namun ada juga yang hanya terdapat satu bab seperti dalam Kitab al-‘Atiq, bahkan ada yang tidak memiliki bab seperti dalam Kitab al-Janaiz dan Kitab alAiman wa al-Nudzur. 

           Kitab Bulugh al-Maram ini memuat sekitar 1500 hadis. (Rahman & dkk, 2022) Namun jika mengacu pada kitab versi cetakan “Maktabah Madinah” Jombang, penomoran hadis yang terakhir hanya sampai pada 1373 hadis. (Al-Asqalaniy). Kitab al-Taharah yang merupakan bagian pertama dari Bulugh alMaram, memuat 127 hadis. Kitab al-Taharah terbagi menjadi 10 bab, yakni: 1) Bab al-Miyaah (13 hadis), 2) Bab Aniyah (8 hadis), 3) Bab Izalati al-Najasati (7 hadis), 4) Bab Wudhu’ (24 hadis), 5) Bab Mashi ‘Ala al-Khufain (8 hadis), 6) Bab Nawaqidh al-Wudhu’ (15 hadis), 7) Bab Adabi Qadha al-Hajati (17 hadis), 8) bab al-Ghusl wa hukmi al-Junub (15 hadis), 9) Bab al-Tayammum (9 hadis), dan 10) Bab al-Haidh (11 hadis). 

Adapun keistimewaan dari kitab Bulugh al-Maram adalah sebagai berikut.

  1. Muallif kitab ini (Ibnu Hajar al-Asqalani) menjelaskan martabat (derajat) hadis berupa sahih, hasan, dan dha’ifnya, sehingga para penuntut ilmu terbantu untuk mencari rujukan dari kitab lain. 
  2. Jika suatu hadis memiliki riwayat lain yang dapat menjadi tambahan yang bermanfaat, muallif membawakannya dengan ringkas dan jelas. Dengan demikian riwayat-riwayat hadis saling menyempurnakan terhadap suatu masalah.
  3. Isi hadis pada kitab ini dari hasil seleksi kitab induk yang terkenal, seperti musnad Imam Ahmad, al-Jami‟ al-Shahih karya imam Bukhari dan imam Muslim, Kitab Sunan yang empat, serta lainnya.
  4. Kebanyakan hadis bersumber dari al-Jami’ al-Shahih atau salah satunya, kemudian diikuti dengan riwayat dari kitab Sunan agar hadis benar-benar sahih dan dapat menjadi landasan serta referensi terhadap suatu masalah dan selainnya menjadi penyempurna.
  5. Muallif menyebutkan 'illah (cacat) yang ada pada hadis tertentu, manakala dijumpainya.
  6. Jika hadis tersebut memiliki penguat (tabi' atau syahid), beliau mengisyaratkannya dengan isyarat yang lembut. Dari sini teraihlah faedah dari sisi al-jam'u (menggabungkan) hadis itu lebih baik daripada mencelanya.
  7. Muallif mengurutkan bab dan hadis sesuai dengan kajian kitab Fiqh, agar memudahkan pembacanya untuk muroja'ah.
  8. Muallif menutup kitabnya dengan bab tentang adab yang merupakan kumpulan dari hadis pilihan yang dinamakan dengan “Kitab Jami' li al-Adab” agar pembaca dapat mengambil manfaat dari kitab ini, bukan hanya dari sisi hukum, tetapi juga aspek akhlak

Sumber Rujukan

Danarta, A. (2021). Metode Syarah Matan Hadis Kitab Fath al-Bariy Karya Ibn Hajar al-'Asqalaniy. Yogyakarta: SUKA-Press. 

Kurdian, N. K. (2016). Studi Komparasi Antara Bab al-Miyah di Kitab alMuharrar Fi Ahadits al-Ahkam dengan Bab al-Miyah di Kitab Bulughul Maram Min Adillah al-Ahkam. Al-Majaalis, vol.3, no.2, 1-33. 

Rahman, M. M., & dkk. (2020). Takhrij dan Analisis Hadith-Hadith Kitab Jual Beli daripada Kitab Bulughul Maram Karya al-Hafiz Ibn Hajar alAsqalani. AL-BASIRAH, vol.10, no.01, 1-13.  

Rahman, M. M., & dkk. (2022). Autentikasi Hadis-hadis Kitab Jinayah dan Hudud Daripada Kitab Bulughul Maram Karya Al-Hafiz Ibn Hajar AlAsqalani. Journal Of Hadith Studies, 18-3

 

 

 

Komentar